Uji Perbandingan Kadar Vitamin C pada
Jeruk Keprok (Citrus nobilis lour), Jeruk Bali (Citrus grandis, L.
Osbeck), dan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia).
Oleh:
M. Rizqi Ngadzimul Fadli*
*Mahasiswa
Jursan Biologi, Fakultas Sains and Technology, University Islam Negri Mulana
Malik Ibrahim Malang.
Email:
aaxsfadli@gmail.com
AbstrakVitamin C adalah
salah satu vitamin yang dapat larut
dalam air dan tidak dapat larut di dalam minyak dan zat pelarut lemak, vitamin
ini juga dikenal dengan sebutan asam askorbat. Jeruk keprok(Citrus
nobilis Lour.) merupakan salah satu spesies dari sekian banyak spesies
jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan di Indonesia. tereutama vitamin
C.Jeruk besar memiliki kandungan vitamin C cukup tinggi, dalam 100 bagian jeruk
besar yang dapat dimakan terkandung vitamin c sebanyak 43 mg dan vitamin A
sebanyak 20 SI(Satuan Internasiaonal). jeruk nipis juga mengandung vitamin C
sebanyak 27mg/100g.
Key Word : Vitamin C, Citrus nobilis Lour, Citrus
grandis, L. Osbeck, Citrus aurantifolia.
PENDAHULUAN
Jeruk di Indonesia merupakan salah
satu buah yang cukup digemari masyarakat, di Indonesia sendiri banyak
keanekaragaman buah jeruk. Salah satunya adalah jeruk keprok(Citrus
nobilis lour), jeruk bali, dan jeruk nipis(Citrus aurantifolia). jeruk-jeruk ini
oleh masyarakat diolah dengan berbagai cara sepertihalnya jeruk keprok(Citrus
nobilis lour) diolah sebagai minuman juss terkadang juga dimakan
langsung, pada jeruk bali(Citrus grandis, L. Osbeck) juga sering
dikonsumsi oleh masyarakat dengan berbagai olahan, dan pada jeruk nipis(Citrus
aurantifolia) biasanya digunakan untuk penyedap masakan, bisa juga dibuat
minuman wedang hangat, selain itu jeruk terkenal dengan kandungan vitamin C
yang cukup tinggi, Vitamin C adalah salah satu vitamin yang dapat larut dalam air dan tidak dapat
larut di dalam minyak dan zat pelarut lemak, vitamin ini juga dikenal dengan
sebutan asam askorbat. Vitamin ini mempunyai fungsi sebagai zat yang dapat
mencegah sariawan, sebagai antioksidan, Vitamin C juga dapat menetralkan
radiasi radikal bebas yang terdapat dalam tubuh, sehingga mampu menghindari
dampak buruk dari adanya radikal bebas
Jeruk keprok(Citrus
nobilis Lour.) merupakan salah satu spesies dari sekian banyak spesies
jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan di Indonesia (Harlina, 2012). Jeruk
keprok (C. nobilis) menduduki posisi yang penting dalam dunia
perdagangan jeruk, dan diperkirakan sekitar 60% kebutuhan akan buah jeruk
dipenuhi oleh jeruk keprok (Sarwono, 1995). Adapun kandungan gizi dari buah jeruk yaitu kaya akan
vitamin C , mengandung 50 mg/100 ml sari buah, serta vitamin A yang dapat
memenuhi kecukupan gizi dalam tubuh, serta mengandung flavonoid, pektin,
kalsium, dan asam folat yang mampu meningkatkan kesehatan dalam tubuh(Hendaryono,
1994).
Sebagai jeruk konsumsi dalam negeri,
jeruk besar memiliki kedudukan ekonomi yang cukup penting.Selain itu buah jeruk
besar juga memiliki nilai nutrisi yang tinggi yaitu mengandung beberapa
vitamin, tereutama vitamin C.Jeruk besar memiliki kandungan vitamin C cukup
tinggi, dalam 100 bagian jeruk besar yang dapat dimakan terkandung vitamin c
sebanyak 43 mg dan vitamin A sebanyak 20 SI(Satuan Internasiaonal).karena
kandungan vitamin A dan C yang cukup tinggi, maka jeruk ini mampu mencegah
rabun dan sariawan(Janick, 1986).
Buah jeruk nipis
mengandung bahan kimia diantaranya asam nitrat sebanyak 7,6%damar lemak,
mineral, vitamin B1, minyak terbang(essensial oil).Minyak esensial
sebesar 7% mengandung sitrat limione , fellandren,lemon kamfer,rhoifolin, dan
naringin.Selain itu, jeruk nipis juga mengandung vitamin C sebanyak 27mg/100g
jeruk, Ca sebanyak 40mg/100g jerukdan fosfat sebanyak 22mg.Manfaat dari
komponen-komponen kimia tersebut sangat beragam, diantaranya vitamin C membantu
penyembuhan dan perbaikan jaringan gingiva.Minyak esensial mempunyai fungsi
sebagai antibakteri terhadap beberapa bakteri yaitu Staphylococcus aureus,
Bacillus cereus, Salmonella typi dan golongan Candida albicans(Gunawan.
1987).
Masalah penelitian
ini dari ketiga buah jeruk ini manakah yang mengandung kadar vitamin C paling
tinggi, dan tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kadar vitamin C paling
tinggi
METODE
Penelitian dilaksanakan pada hari
kamis tanggal 19 Juni 2014 pukul 09.35 WIB bertempat di Laboratorium Biokimia
Jurusan Biologi Fakultas University Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: wadah plastic, mortar dan
alu, labu ukur, timbangan analitik, gelas botol, beaker glass, penyaring, corong
buckner, buret dan timbangan analitik. Bahan-bahan yang digunakan adalah: jeruk
keprok(Citrus nobilis lour), jeruk bali(Citrus grandis, L. Osbeck), jeruk nipis(Citrus
aurantifolia), yang di dapat dari pasar, amilum 1%, iodium 0,01N, aquades. Langkah
kerja pada penelitian pertama, dikupas masing-masing kelut jeruk, ditimbang
masing-masing jeruk dengan timbangan analitik sebanyak 20 gram, ditimbang
amilum 1% sebanyak 5 gram, dimasukkan amilum yang sudah ditimbang kedalam
beaker glass, ditambah aquades sampai batas 50 ml, dan diaduk hingga larut,
ditumbuk masing-masing jeruk yang telah ditimbang hingga halus dan ditambahkan
aquades sedikit, disaring masing-masing tumbukan jeruk dengan penyaring kedalam
labu ukur, ditambah aquades kedalam labu ukur hingga mencapai pembatas, diambil
25 ml filtrate jeruk dan dimasukkan kedalam wadah gelas, ditambah larutan
amilum 1% sebanyak 2 ml, dititrasi dengan larutan iodium 0.01 N hingga mencapai
warna biru gelap, dan dilakukan 2 kali ulangan,
HASIL
NO
|
Nama Buah
|
Tetesan Iodium
|
Rata-rata
|
|
Ulangan 1
|
Ulangan 2
|
|||
1
|
Jeruk Keprok
|
16 tetes
|
16 tetes
|
16
|
2
|
Jeruk Bali
|
26 tetes
|
18 tetes
|
22
|
3
|
Jeruk Nipis
|
19 tetes
|
13 tetes
|
16
|
PEMBAHASAN
Kadar vitamin C pada jeruk keprok(Citrus
nobilis lour) dan jeruk nipis(Citrus aurantifolia) rata-rata yang diperoleh
sama yaitu 16 sedangkan pada jeruk bali(Citrus grandis, L.
Osbeck) rata-rata yang diperoleh yaitu 22, yang artinya kadar
vitamin C pada buah jeruk keprok(Citrus nobilis lour) dan jeruk nipis(Citrus
aurantifolia) lebih tinggi dari jeruk bali(Citrus grandis, L.
Osbeck), dalam literatur jeruk keprok(Citrus nobilis lour) memang
menghasilkan vitamin C lebih tinggi dari jeruk bali(Citrus
grandis, L. Osbeck) dan jeruk nipis(Citrus aurantifolia), akan tetapi pada
literatur jeruk nipis(Citrus aurantifolia) mengandung vitamin C lebih rendah dari pada jeruk bali(Citrus
grandis, L. Osbeck) sedangkan dari data tabel yang diatas tidak sesuai dengan
literatur, hal ini kemungkinan dikarenakan ada beberapa faktor antara lain
yaitu saat pencarian buah, buah didapat dari pasar bukan langsung dari
perkebunan, buah yang didapat dari pasar belum tentu buah itu segar, seharusnya
buah didapat langsung dari perkebunan dan cari buah yang segar, selain itu
karena vitamin C mudah teroksidasi oleh udara pada saat penelitian berlangsung
larutan jeruk tidak tertutupi dengan benar, pada intinya penelitian ini bisa
dibilang kurang berhasil.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini pada
ketiga buah jeruk yang paling tinggi mengandung vitamin C adalah buah jeruk
Keprok(Citrus nobilis lour) dan buah jeruk Nipis dengan rata-rata 16, sedangkan yang
paling sedikit dengan rata-rata 22 yaitu jeruk bali(Citrus
grandis, L. Osbeck), semakin kecil nilainya semakin besar kandungan Vitamin
Cnya.
Seharusnya saat pencarian buah untuk
penelitian dilakukan langsung pada perkebunan dan mencari yang masih segar.
Gaba, V.P., 2005, Plant Growth Regulator, In R.N. Trigiano
And D.J. Gray (Eds.) Plant Tissue Culture And Development, Crc Press,
London.
Gunawan, L.W.,
1987, TeknikKulturJaringanTumbuhan,PusatAntarUniversitas (PAU)
InstitutPertanianBogor, Bogor.
Harliana1,
Weaniati, Muslimin, dan Nengah Suwastika. 2012. Organogenesis Tanaman Jeruk
Keprok (CITRUS NOBILIS LOUR.) Secara In Vitro Pada Media MS Dengan
Penambahanberbagai Konsentrasi IAA (INDOLE ACETID ACID) Dan BAP (BENZYL AMINO
PURIN). Jurnal Natural Science. Vol. 1.(1) 34-42
Hendaryono,
D. P. S. dan Wijayani, A, 1994. Teknik Kultur Jaringan: Pengenalan dan
petunjuk perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif
Modern. Kanisius: Yogyakarta.
Janick, J., 1986, Horticultural
Science Fourth Edition.W.H.Freeman and Co, New York.
Junaidi, I. 2011.
Ensiklopedia Jus Sayur dan Buah. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer. Hal
74-75
Sarwono,
B. 1995. Jeruk dan Kerabatnya. Jakarta: Erlangga
Widowati. Tri.
W, 1986. Pengaruh Asam Askorbat terhadap residu Nitrit dan
Nitrosamin pada Daging Curing. Skripsi Fakultas Teknologi
Pangan
UGM. Yogyakarta.