Thursday, October 16, 2014

BAB IV


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan
4.1.1  Halimeda tuna
Gambar Pengamatan
Gambar Literatur


(Siska, 2013)

4.1.2  Boergesenia forbesii
Gambar Pengamatan
Gambar Literatur
(Ratna, 2013)

4.2 Pembahasan
            Kuliah Kerja Lapangan Taksonomi Tumbuhan Rendah ini di laksanakan pada tanggal 11-12 Oktober 2014 di Pantai Kondang Merak Kabupaten Malang. Penelitian pertama dilakukan pada pukul 16.00 ketika pasang surut. Ukuran plot penelitian adalah 150 m sepanjang garis pantai dan 50 m zona surut. Penelitian kedua dilakukan di tepi pantai pada jam 06.00 pagi hari saat pasang surut. Penelitian kedua dilakukan untuk mengidentifikasi makroalga berdasarkan ciri morfologinya dengan menngunakan perbandingan literatur dan memperbaiki kekurangan disaat praktikum yang pertama. Gambar spesies Halimeda tuna di ambil dengan menggunakan perbandingan panjang penggaris.
            Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, alga yang kami identifikasi merupakan spesies Halimeda tuna dengan deskripsi sebagai berikut:
Ciri-ciri :
·         Bentuk blade menyerupai kipas yang bersegmen. Bentuk kipas setengah lingkaran dengan sedikit gelombang di sekeliling tepi segmennya
·         Tekstur kaku dan berkapur. Kapur pada permukaan blade menyebabkan warna talus hijau keputihan.
·         Berkoloni
·         Kelengkapan tubuh berupa holdfast dan blade, stipe tidak dapat dibedakan dengan blade
.     panjang thalus 5,7 cm dan lebarnya 4,2 cm
·         Talus berwarna hijau
·         Melekat pada substrat bebatuan

Adapun klasifikasi dari Halimeda tuna adalah (Anonim,2013)
Divisi : Chloropohyta
            Kelas : Chlorophyceae
                        Bangsa : Caulerpales
                                    Suku : Udoteaceae
                                                Marga : Halimeda
Spesies : Halimeda tuna
Menurut  Nontji (1987) genus Halimeda dicirikan dengan karakteristik talus coenocytic, genus ini berkembang baik di terumbu karang bersubstra keras. Talus Halimeda banyak mengandung kapur dan membentuk koloni-koloni atau berkelompok dan mempunyai alat perekat berupa rhizoid dan bersegmen. Pada umumnya Halimeda mempunyai bentuk percabangan yang hampir sama yaitu dichotomous dan trichotomous, bentuk segmen yang silindris dan garis permukaan utrikel yang hampir sama yaitu heksagonal dan polygonal.
Anggadireja (2006) menyatakan bahwa Halimeda terdiri dari 18 jenis, marga alga ini berkapur menjadi salah satu penyumbang kapur air laut. Halimeda tuna terdiri atas rantai cabang dari potongan tipis berbentuk kipas. Potongan-potongan ini berkapur, masing-masing 2 cm tengahnya. Yang terbesar dihubungkan satu dengan yang lainnya oleh sendi-sendi tak berkapur. Mereka berada di bawah air surut rata-rata pada pasang surut bulan setengah, pada pantai berbatu dan paparan terumbu, tetapi potongan-potongannya dapat tersapu ke bagian atas pantai setelah terjadi badai.
Pada Halimeda tunathalli bersegmen-segmen pertumbuhan meluas dan kompak, bentuk segment tipis discoid atau ginjang dengan bagian tepi segmen berlekuk-lekuk. Percabangan utama dichotomus atau trichotomus membentuk lengkungan kompak dalam lengkungan kompak dalam satu rumpun. Kebanyakan Halimeda jenis ini tumbuh tumbuh di air laut jernih dengan kedalaman lebih dari 1 m menempel pada substrat batu karang, pecahan karang. Keberadaannya di paparan terumbu karang di daerah reef slope di seluruh perairan pantai Indonesia. Potensi dari Halimeda tuna sebagai sumber karbonat di laut, belum dimanfaatkan. (Karmana,1987).

4.2Boergesenia forbesii
Klasifikasi Boergesenia forbesii, yaitu :
Kingdom         Plantae
Phylum                 Chlorophyta
Class                       Ulvophyceae
Order                           Siphonocladales
Family                            Siphonocladaceae
Genus                                  Boergesenia
Spesies                                   Boergesenia forbessii

Menurut Su-Fang HuangThalli hijau, terdiri dari satu ke banyak bercabang, memanjang, vesikel pyriform membentuk kelompok roset seperti Incurved. SiphonousSel 2-8 mm diameter di ujung distal, 1-5 cm. Penyempitan annular menonjol di ujung basal meruncing vesikel. Orientasi apikaldipertahankan sepanjang pengembangan. Rhizoidberkembang dengan baik dari mana uprights baru bisa muncul. Pembelahan sel dengan dimodifikasi segregatifdivisi di sumbu utama; oleh invaginasi sentripetal di rhizoid. Sel multinukleat, dengan banyak kloroplas discoid masing-masing 7dengan satupyrenoid.
Hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa Thallus berbentuk seperti balon yang mirip gada melengkung dan bagian pangkalnya sangat mengecil tempat melekatkan diri, warna hijau transparan, berdinding tipis dan bagian dalamnya berisi cairan. Tinggi kurang dari 3 cm sedang lebarnya 1,2 cm, dan berwarna hijau muda. Dari identifikasi ciri-ciri tersebut dapat diketahui bahwa spesies alga inin merupakan dari divisi Chlorophyta dengan nama spesies Boergesenia forbesii. Tampubolon (2013) menyatakan bahwa talus membentuk seperti balon, bentuk talus  silindris,  berdinding  tipis dan transparan, bagian dalamnya berisi cairan  dan  terlihat  mengkilap.  Memiliki warna  hijau  muda,  holdfast  rhizoid. Habitatnya berada pada substrat batu.
            Boergesenia forbesii ini mempunyai bagian talus yang berbentuk seperti silidris yang di dalamnya dipenuhi oleh cairan berwarna hijau. Talus dapat berwarna hijau karena menmpunyai klorofil a dan b serta karotenoid yang spesifik.
             Menurut Pelczar (2008) menjelaskan bahwa sel-sel ganggang hijau dikelilingi oleh dinding sel, sehingga memiliki bentuk yang tetap. Mempunyai kloroplas yang bentuknya bermacam-macam : spiral, mangkuk, lembaran, bola, dan bintang. Jenis klorofil terkandung : a, b, karoten, xantofil. Di dekat kloroplas terdapat pirenoid bentuk bulat dan berwarna terang, berupa rongga yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan berupa amilum.
Reproduksi pada alga hijau yaitu secara vegetative dan secara generative. Secara vegetative dilakukan dengan pembelahan biner oleh alga bersel satu, ) fragmentasi oleh ganggang berbentuk benang atau ganggang berkoloni, dan pembentukan zoospora (spora kembara) yaitu spora yang dapat berenang, menggunakan flagella. Sedangkan secar generative dilakukan dengan konjugasi. Alga ada yang menghasilkan gamet jantan (spermatozoid) dan gamet betina yang disebut ovum. Pertemuan keduanya menghasilkan alga baru. Contoh Chlorophyta.

No comments:

Post a Comment

MAKALAH BIOKIMIA ANABOLISME PROTEIN

MAKALAH BIOKIMIA ANABOLISME PROTEIN Dosen Pengampu: Ria Ramadani DA, S.Kep. Disusun Oleh: Terry Angria Putri Perdana     ...