Wednesday, September 24, 2014

Uji Perbandingan Kadar Vitamin C pada Jeruk Keprok (Citrus nobilis lour), Jeruk Bali (Citrus grandis, L. Osbeck), dan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia).



Uji Perbandingan Kadar Vitamin C pada Jeruk Keprok (Citrus nobilis lour), Jeruk Bali (Citrus grandis, L. Osbeck), dan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia).

Oleh: M. Rizqi Ngadzimul Fadli*
*Mahasiswa Jursan Biologi, Fakultas Sains and Technology, University Islam Negri Mulana Malik Ibrahim Malang.
Email: aaxsfadli@gmail.com

AbstrakVitamin C adalah salah satu vitamin  yang dapat larut dalam air dan tidak dapat larut di dalam minyak dan zat pelarut lemak, vitamin ini juga dikenal dengan sebutan asam askorbat. Jeruk keprok(Citrus nobilis Lour.) merupakan salah satu spesies dari sekian banyak spesies jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan di Indonesia. tereutama vitamin C.Jeruk besar memiliki kandungan vitamin C cukup tinggi, dalam 100 bagian jeruk besar yang dapat dimakan terkandung vitamin c sebanyak 43 mg dan vitamin A sebanyak 20 SI(Satuan Internasiaonal). jeruk nipis juga mengandung vitamin C sebanyak 27mg/100g.

Key Word : Vitamin C, Citrus nobilis Lour, Citrus grandis, L. Osbeck, Citrus aurantifolia.

PENDAHULUAN
            Jeruk di Indonesia merupakan salah satu buah yang cukup digemari masyarakat, di Indonesia sendiri banyak keanekaragaman buah jeruk. Salah satunya adalah jeruk keprok(Citrus nobilis lour), jeruk bali, dan jeruk nipis(Citrus aurantifolia). jeruk-jeruk ini oleh masyarakat diolah dengan berbagai cara sepertihalnya jeruk keprok(Citrus nobilis lour) diolah sebagai minuman juss terkadang juga dimakan langsung, pada jeruk bali(Citrus grandis, L. Osbeck) juga sering dikonsumsi oleh masyarakat dengan berbagai olahan, dan pada jeruk nipis(Citrus aurantifolia) biasanya digunakan untuk penyedap masakan, bisa juga dibuat minuman wedang hangat, selain itu jeruk terkenal dengan kandungan vitamin C yang cukup tinggi, Vitamin C adalah salah satu vitamin  yang dapat larut dalam air dan tidak dapat larut di dalam minyak dan zat pelarut lemak, vitamin ini juga dikenal dengan sebutan asam askorbat. Vitamin ini mempunyai fungsi sebagai zat yang dapat mencegah sariawan, sebagai antioksidan, Vitamin C juga dapat menetralkan radiasi radikal bebas yang terdapat dalam tubuh, sehingga mampu menghindari dampak buruk dari adanya radikal bebas
            Jeruk keprok(Citrus nobilis Lour.) merupakan salah satu spesies dari sekian banyak spesies jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan di Indonesia (Harlina, 2012). Jeruk keprok (C. nobilis) menduduki posisi yang penting dalam dunia perdagangan jeruk, dan diperkirakan sekitar 60% kebutuhan akan buah jeruk dipenuhi oleh jeruk keprok (Sarwono, 1995). Adapun kandungan gizi dari buah jeruk yaitu kaya akan vitamin C , mengandung 50 mg/100 ml sari buah, serta vitamin A yang dapat memenuhi kecukupan gizi dalam tubuh, serta mengandung flavonoid, pektin, kalsium, dan asam folat yang mampu meningkatkan kesehatan dalam tubuh(Hendaryono, 1994).
            Sebagai jeruk konsumsi dalam negeri, jeruk besar memiliki kedudukan ekonomi yang cukup penting.Selain itu buah jeruk besar juga memiliki nilai nutrisi yang tinggi yaitu mengandung beberapa vitamin, tereutama vitamin C.Jeruk besar memiliki kandungan vitamin C cukup tinggi, dalam 100 bagian jeruk besar yang dapat dimakan terkandung vitamin c sebanyak 43 mg dan vitamin A sebanyak 20 SI(Satuan Internasiaonal).karena kandungan vitamin A dan C yang cukup tinggi, maka jeruk ini mampu mencegah rabun dan sariawan(Janick, 1986).
Buah jeruk nipis mengandung bahan kimia diantaranya asam nitrat sebanyak 7,6%damar lemak, mineral, vitamin B1, minyak terbang(essensial oil).Minyak esensial sebesar 7% mengandung sitrat limione , fellandren,lemon kamfer,rhoifolin, dan naringin.Selain itu, jeruk nipis juga mengandung vitamin C sebanyak 27mg/100g jeruk, Ca sebanyak 40mg/100g jerukdan fosfat sebanyak 22mg.Manfaat dari komponen-komponen kimia tersebut sangat beragam, diantaranya vitamin C membantu penyembuhan dan perbaikan jaringan gingiva.Minyak esensial mempunyai fungsi sebagai antibakteri terhadap beberapa bakteri yaitu Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Salmonella typi dan golongan Candida albicans(Gunawan. 1987).
Masalah penelitian ini dari ketiga buah jeruk ini manakah yang mengandung kadar vitamin C paling tinggi, dan tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kadar vitamin C paling tinggi

METODE
            Penelitian dilaksanakan pada hari kamis tanggal 19 Juni 2014 pukul 09.35 WIB bertempat di Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas University Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang. Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: wadah plastic, mortar dan alu, labu ukur, timbangan analitik, gelas botol, beaker glass, penyaring, corong buckner, buret dan timbangan analitik. Bahan-bahan yang digunakan adalah: jeruk keprok(Citrus nobilis lour), jeruk bali(Citrus grandis, L. Osbeck), jeruk nipis(Citrus aurantifolia), yang di dapat dari pasar,  amilum 1%, iodium 0,01N, aquades. Langkah kerja pada penelitian pertama, dikupas masing-masing kelut jeruk, ditimbang masing-masing jeruk dengan timbangan analitik sebanyak 20 gram, ditimbang amilum 1% sebanyak 5 gram, dimasukkan amilum yang sudah ditimbang kedalam beaker glass, ditambah aquades sampai batas 50 ml, dan diaduk hingga larut, ditumbuk masing-masing jeruk yang telah ditimbang hingga halus dan ditambahkan aquades sedikit, disaring masing-masing tumbukan jeruk dengan penyaring kedalam labu ukur, ditambah aquades kedalam labu ukur hingga mencapai pembatas, diambil 25 ml filtrate jeruk dan dimasukkan kedalam wadah gelas, ditambah larutan amilum 1% sebanyak 2 ml, dititrasi dengan larutan iodium 0.01 N hingga mencapai warna biru gelap, dan dilakukan 2 kali ulangan,

HASIL

NO
Nama Buah
Tetesan Iodium
Rata-rata
Ulangan 1
Ulangan 2
1
Jeruk Keprok
16 tetes
16 tetes
16
2
Jeruk Bali
26 tetes
18 tetes
22
3
Jeruk Nipis
19 tetes
13 tetes
16

PEMBAHASAN
            Kadar vitamin C pada jeruk keprok(Citrus nobilis lour) dan jeruk nipis(Citrus aurantifolia) rata-rata yang diperoleh sama yaitu 16 sedangkan pada jeruk bali(Citrus grandis, L. Osbeck) rata-rata yang diperoleh yaitu 22, yang artinya kadar vitamin C pada buah jeruk keprok(Citrus nobilis lour) dan jeruk nipis(Citrus aurantifolia) lebih tinggi dari jeruk bali(Citrus grandis, L. Osbeck), dalam literatur jeruk keprok(Citrus nobilis lour) memang menghasilkan vitamin C lebih tinggi dari jeruk bali(Citrus grandis, L. Osbeck) dan jeruk nipis(Citrus aurantifolia), akan tetapi pada literatur jeruk nipis(Citrus aurantifolia) mengandung vitamin C lebih rendah dari pada jeruk bali(Citrus grandis, L. Osbeck) sedangkan dari data tabel yang diatas tidak sesuai dengan literatur, hal ini kemungkinan dikarenakan ada beberapa faktor antara lain yaitu saat pencarian buah, buah didapat dari pasar bukan langsung dari perkebunan, buah yang didapat dari pasar belum tentu buah itu segar, seharusnya buah didapat langsung dari perkebunan dan cari buah yang segar, selain itu karena vitamin C mudah teroksidasi oleh udara pada saat penelitian berlangsung larutan jeruk tidak tertutupi dengan benar, pada intinya penelitian ini bisa dibilang kurang berhasil.

KESIMPULAN
            Kesimpulan dari penelitian ini pada ketiga buah jeruk yang paling tinggi mengandung vitamin C adalah buah jeruk Keprok(Citrus nobilis lour) dan buah jeruk Nipis dengan rata-rata 16, sedangkan yang paling sedikit dengan rata-rata 22 yaitu jeruk bali(Citrus grandis, L. Osbeck), semakin kecil nilainya semakin besar kandungan Vitamin Cnya.

SARAN
            Seharusnya saat pencarian buah untuk penelitian dilakukan langsung pada perkebunan dan mencari yang masih segar.



DAFTAR PUSTAKA

        Gaba, V.P., 2005, Plant Growth Regulator, In R.N. Trigiano And D.J. Gray (Eds.) Plant Tissue Culture And Development, Crc Press, London.

       Gunawan, L.W., 1987, TeknikKulturJaringanTumbuhan,PusatAntarUniversitas (PAU) InstitutPertanianBogor, Bogor.

       Harliana1, Weaniati, Muslimin, dan Nengah Suwastika. 2012. Organogenesis Tanaman Jeruk Keprok (CITRUS NOBILIS LOUR.) Secara In Vitro Pada Media MS Dengan Penambahanberbagai Konsentrasi IAA (INDOLE ACETID ACID) Dan BAP (BENZYL AMINO PURIN). Jurnal Natural Science. Vol. 1.(1) 34-42

       Hendaryono, D. P. S. dan Wijayani, A, 1994. Teknik Kultur Jaringan: Pengenalan dan petunjuk perbanyakan  Tanaman Secara Vegetatif Modern. Kanisius: Yogyakarta.

       Janick, J., 1986, Horticultural Science Fourth Edition.W.H.Freeman and Co, New York.

       Junaidi, I. 2011. Ensiklopedia Jus Sayur dan Buah. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer. Hal 74-75

       Sarwono, B. 1995. Jeruk dan Kerabatnya. Jakarta: Erlangga
           
       Widowati. Tri. W, 1986. Pengaruh Asam Askorbat terhadap residu Nitrit dan
Nitrosamin pada Daging Curing. Skripsi Fakultas Teknologi Pangan
UGM. Yogyakarta.

No comments:

Post a Comment

MAKALAH BIOKIMIA ANABOLISME PROTEIN

MAKALAH BIOKIMIA ANABOLISME PROTEIN Dosen Pengampu: Ria Ramadani DA, S.Kep. Disusun Oleh: Terry Angria Putri Perdana     ...