BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 CHLOROPHYTA
Alga
adalah organisme berklorofil, tubuhnya merupakan thalus, alat reproduksi pada
umumnya berupa sel tunggal, meskipun ada juga alga yang alat reproduksinya
berupa banyak sel. (sulisetjono, 2009). Chlorophyta merupakan divisi
terbesar dari semua divisi alga, sekitar 6500 jenis anggota divisi
ini telah berhasil
diidentifikasi. Divisi Cholorophyta
tersebar luas dan menempati beragam substrat seperti tanah
yang lembab, batang pohon, batuan basah,
danau, laut
hingga batuan bersalju.
Sebagian besar (90%)
hidup di air
tawar dan
umumnya merupakan
penyusun komunitas plankton.
Sebagian kecil hidup
sebagai
makro alga
di air laut.
Divisi Chlorophyta hanya
terdiri atas satu
kelas yaitu
Chlorophyceae yang
terbagi menjadi empat
ordo yaitu :
Ulvales, Caulerpales,
Cladophorales,
dan Dasycladales (Verheij, 1993).
Sugiarto (1978);
Nontji (1987); Jana dan
Sujatmiko (1994); Zatnika (1996); Dahuri
dkk (1996); Istini dkk(1998) dan Gerung (2006a) dalam studi
Etnobotani dan Etnofarmakologi di Indonesia, melaporkan adanya Beberapa spesies alga
yang sudah dikonsumsi sebagai
makanan dan obatobatan di
Indonesia, salah satu sumberdaya yang
ada di perairan Indonesia dimanfaatkan sebagai bahan
baku makanan yaitu
Ulva, Enteromorpha,
Caulerpa. Sumber karaginan, agar,
dan alginat yaitu Eucheuma, Gracilaria,
Gelidium dan Sargassum, di samping
itu untuk kebutuhan farmasi,
kosmetik dan kertas (Gerung 2006b). Belum adanya laporan mengenai alga makro di
Lagun Pasige, sehingga dilakukan penelitian
ini agar dapat memberikan informasi mengenai jenis-jenis alga
makro yang berada
di perairan tersebut sebagai
bagian dari keanekaragaman sumberdaya perairan.Alga ini
mengandung pigmen fotosintetik
antara lain chlorophyl
ada a dan b,
carotene, xanthophyl dan
lutein. Dalam dinding
selnya terdapat cellulosa
dan pektin dengan produk
polisakarida berupa kanji (starch). Pembiakan dengan jalan penyebaran
spora dan gamet
serta fragmentasi thalli.
Gamet jantan pada
alga hijau umumnya mempunyai bulu cambuk untuk gerakan
aktif dalam pembuahan (Kadi, 1988).
Genus Halimeda dicirikandengan
karakteristik talus coenocytic,genus ini berkembang baik di terumbukarang
bersubstra keras. TalusHalimeda banyak mengandung kapurdan membentuk
koloni-koloni atauberkelompok dan mempunyai alatperekat berupa rhizoid dan
bersegmen. Pada umumnyaHalimeda mempunyai bentukpercabangan yang hampir
sama yaitudichotomous dan trichotomous, bentuksegmen yang silindris dan garispermukaan
utrikel yang hampir samayaitu heksagonal dan polygonal (Nontji,1987).
2.2 Halimeda Tuna
Halimeda terdiri dari
18 jenis, marga alga ini berkapur menjadi salah satu penyumbang kapur air laut.
Halimeda tuna terdiri atas rantai cabang dari potongan tipis berbentuk
kipas. Potongan-potongan ini berkapur, masing-masing 2 cm tengahnya. Yang
terbesar dihubungkan satu dengan yang lainnya oleh sendi-sendi tak berkapur.
Mereka berada di bawah air surut rata-rata pada pasang surut bulan setengah,
pada pantai berbatu dan paparan terumbu, tetapi potongan-potongannya dapat
tersapu ke bagian atas pantai setelah terjadi badai (Anggadireja,2006).
Genus
Halimeda dicirikan dengan karakteristik
talus coenocytic, genus ini berkembang baik
di terumbu karang bersubstra keras.
Talus Halimeda banyak
mengandung kapur dan membentuk
koloni-koloni atau
berkelompok dan mempunyai
alat perekat berupa rhizoid dan
bersegmen
(Barton
1928). Pada umumnya Halimeda mempunyai
bentuk percabangan yang hampir
sama yaitu dichotomous dan
trichotomous, bentuk segmen yang
silindris dan garis permukaan utrikel
yang hampir sama yaitu heksagonal dan polygonal.
Klasifikasi dari Halimeda tuna adalah (anonim,2013) :
Divisi : Chloropohyta
Kelas
: Chlorophyceae
Bangsa
: Caulerpales
Suku
: Udoteaceae
Marga
: Halimeda
Spesies
: Halimeda tuna
Pada Halimeda tunathalli bersegmen-segmen
pertumbuhan meluas dan kompak, bentuk segment tipis discoid atau ginjang dengan
bagian tepi segmen berlekuk-lekuk. Percabangan utama dichotomus atau
trichotomus membentuk lengkungan kompak dalam lengkungan kompak dalam satu
rumpun. Kebanyakan Halimeda jenis ini tumbuh tumbuh di air laut jernih dengan
kedalaman lebih dari 1 m menempel pada substrat batu karang, pecahan karang.
Keberadaannya di paparan terumbu karang di daerah reef slope di seluruh
perairan pantai Indonesia. Potensi dari Halimeda tuna sebagai sumber
karbonat di laut, belum dimanfaatkan. (Karmana,1987).
2.3 Boergesenia
forbesii
Boergesenia forbesii
(Harvey) FeldTalus membentuk seperti balon, bentuk talus
silindris, berdinding tipis dan
transparan, bagian dalamnya berisi cairan
dan terlihat mengkilap.
Memiliki warna hijau muda, holdfast rhizoid. Habitatnya berada pada substrat
batu.Gelembung-gelembung hijau terang yang biasa terlihat di pantai Southern
kami, tumbuh di patahan karang dalam kelompok kecil yang tersebar. Gelembung memanjang (3-4cm dan panjang
sekitar 1 cm lebar) biasanya menempel pada permukaan yang keras. Gelembung
kadang-kadang juga berbentuk buah pir. Hijau terang sampai hijau kekuningan,
rumput laut yang halus dan mengkilap. Kulit tipis sehingga seluruh gelembung
tembus. Kadang-kadang, 'kosong' kulit terlihat.
Menurut David(2011), Klasifikasi Boergesenia forbesii, yaitu :
Kingdom Plantae
Phylum Chlorophyta
Class Ulvophyceae
Order Siphonocladales
Family Siphonocladaceae
Genus Boergesenia
Spesies Boergesenia
forbessii
Menurut AlgaeBase, ada
2 spesies saat ini: Boergesenia forbesii dan Boergesenia magna. Kadang-kadang bingung dengan Green sosis laut
rumput laut (Bornetella sp.) Yang lebih Club- ke silinder dalam bentuk dan buram,
dan Beaded bantal rumput laut hijau (Valonia sp.) Yang memiliki gelembung
mungil dikemas erat bersama-sama. Berikut lebih lanjut tentang cara untuk
membedakan beberapa rumput laut hijau.
No comments:
Post a Comment