Thursday, October 16, 2014

Laporan KKL (Kuliah Kerja Lapangan) di Kondang Merak



LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)
KONDANG MERAK
Dosen pengampu :
Drs. Sulistijono, M.Si
Ainun Nikmati Laily, M.Si



 





Disusun  oleh kelompok 1
1.        Dafik Abayan
2.        Sofiyah
3.        Mamluatul Faizah
4.        Army Purwanti
5.        Rizki Ngadzimul F


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2014




BAB I
PENDAHULUAN

1.1                 Latar Belakang
Allah menciptakan Alam Semesta ini terdiri dari daratan dan lautan. Pada daratan dan lautan tersebut terdapat berbagai macam mahluk hidup yang telah diciptakan dengan sebaik-baiknya penciptaan. Jumlah mahluk hidup di lautan lebih banyak dari pada mahluk hidup yang ada di daratan.Hal tersebut terbukti dalam alquran bahwa penyebutan kata laut atau dalam bahasa arabnya adalah bahr sebanyak 32 ayat sedangkan  kata daratan (barrun) hanya 13 ayat. Allah menciptakan tumbuhan yang berada di laut yaitu untuk kemakmuran dan  kesejahteraan hidup manusia yang diantaranya bisa di jadikan sebagai bahan makanan, sebagai energi, perhiasan dan lain-lain, diantara tumbuhan laut  yang bisa dimanfaatkan manusia adalah  Alga. Firman allah dalam surah An-nahl ayat 14:

وَهُوَالَّذِيسَخَّرَالْبَحْرَلِتَأْكُلُوامِنْهُلَحْمًاطَرِيًّاوَتَسْتَخْرِجُوامِنْهُحِلْيَةًتَلْبَسُونَهَاوَتَرَىالْفُلْكَمَوَاخِرَفِيهِوَلِتَبْتَغُوامِنْفَضْلِهِوَلَعَلَّكُمْتَشْكُرُونَ

“Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur”. (QS. An-Nahl [16] : 14).
            Makroalgae adalah salah satu flora yang hidupdalam air laut, kehadirannya dapat dijumpai di paparanterumbu karang Perairan pantai. dalam dunia tumbuhan ganggang termasuk ke dalam dunia Thallophyta (tumbuhan talus), karena belum mempunyai akar, batang dan daun secara jelas. Ganggang ada yang bersel tunggal dan ada juga yang bersel banyak. Ganggang (Alga) ini merupakan sekelompok organis me autotrof yang tidak memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata.    
Alga merupakan salah satu kingdom plantae yang masih banyak ditemui di laut atau pantai yang  masih terjaga kelestariannya. Seperti halnya di pantai kondang merak. Pantai kondang merak dijadikan wahana penelitian beberapa spesies alga oleh mahasiswa biologi. Begitu banyak spesies alga yang perlu diidentifikasikan karena alga juga memiliki banyak manfaat bagi kehidupan. Beberapa jenis alga bernilai ekonomis. Alga dapat dibidudayakan di laut dan dapat dimanfaatkan sebagai sayuran, bahan pembuatan agar-agar, bahan pembuatan kosmetik, dan masih banyak lagi.

Keberadaan  makroalga  sebagai  organisme  produser  memberikan  sumbangan yang berarti bagi kehidupan binatang akuatik terutama organisme-organisme herbivora di perairan laut. Dari segi ekologi makroalga juga berfungsi sebagai penyedia karbonat dan  pengokoh substrat  dasar   yang  bermanfaat  bagi  stabilitas  dan  kelanjutan keberadaan  terumbu karang.  Selain  itu  juga   dapat  menunjang  kebutuhan  hidup manusia sebagai bahanpangan dan industri. Oleh karena itu, identifikasi makroalga sangat diperlukan dalam memperluas pengetahuan sebagai ilmuwan biologi tentang makroalga.
1.2 TUJUAN
1.    Mempelajari organisasi thallus, morfologi, dan siklus hidup/reproduksi alga divisi Chlorophyta di Pantai Kondang Merak, Malang Selatan.
1.3    MANFAAT
1.      Memberikan pengetahuan tentang spesies makroalga yang terdapat di Pantai Kondang Merak
2.      Mengetahui organisasi thallus, morfologi, dan siklus hidup/reproduksi alga divisi Chlorophyta di Pantai Kondang Merak













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 CHLOROPHYTA
Alga adalah organisme berklorofil, tubuhnya merupakan thalus, alat reproduksi pada umumnya berupa sel tunggal, meskipun ada juga alga yang alat reproduksinya berupa banyak sel. (sulisetjono, 2009). Chlorophyta merupakan divisi terbesar dari semua divisi alga, sekitar 6500 jenis anggota  divisi  ini  telah  berhasil  diidentifikasi.  Divisi  Cholorophyta  tersebar  luas  dan menempati beragam substrat seperti tanah yang lembab, batang pohon, batuan basah,
danau,  laut  hingga  batuan  bersalju.  Sebagian  besar  (90%)  hidup  di  air  tawar  dan
umumnya  merupakan  penyusun  komunitas  plankton.  Sebagian  kecil  hidup  sebagai
makro  alga  di  air  laut.  Divisi  Chlorophyta  hanya  terdiri  atas  satu  kelas  yaitu
Chlorophyceae  yang  terbagi  menjadi  empat  ordo  yaitu  :  Ulvales,  Caulerpales,
Cladophorales, dan Dasycladales (Verheij, 1993).
Sugiarto  (1978);  Nontji  (1987); Jana  dan  Sujatmiko  (1994);  Zatnika (1996);  Dahuri  dkk (1996);  Istini  dkk(1998) dan Gerung (2006a) dalam studi Etnobotani  dan  Etnofarmakologi  di Indonesia, melaporkan  adanya Beberapa spesies  alga  yang  sudah dikonsumsi sebagai makanan dan obatobatan di  Indonesia,  salah  satu sumberdaya  yang  ada  di  perairan Indonesia dimanfaatkan sebagai bahan baku  makanan  yaitu  Ulva, Enteromorpha,  Caulerpa.  Sumber karaginan,  agar,  dan  alginat  yaitu Eucheuma,  Gracilaria,  Gelidium dan Sargassum,  di  samping  itu  untuk kebutuhan farmasi, kosmetik dan kertas (Gerung 2006b). Belum adanya laporan mengenai alga makro di Lagun Pasige, sehingga  dilakukan  penelitian  ini  agar dapat memberikan  informasi mengenai jenis-jenis  alga  makro  yang  berada  di perairan  tersebut  sebagai  bagian  dari keanekaragaman  sumberdaya perairan.Alga  ini  mengandung  pigmen  fotosintetik  antara  lain  chlorophyl  ada  a  dan  b, carotene,  xanthophyl  dan  lutein.  Dalam  dinding  selnya  terdapat  cellulosa  dan  pektin dengan produk polisakarida berupa kanji (starch). Pembiakan dengan jalan penyebaran spora  dan  gamet  serta  fragmentasi  thalli.  Gamet  jantan  pada  alga  hijau  umumnya mempunyai bulu cambuk untuk gerakan aktif dalam pembuahan (Kadi, 1988).
Genus Halimeda dicirikandengan karakteristik talus coenocytic,genus ini berkembang baik di terumbukarang bersubstra keras. TalusHalimeda banyak mengandung kapurdan membentuk koloni-koloni atauberkelompok dan mempunyai alatperekat berupa rhizoid dan bersegmen. Pada umumnyaHalimeda mempunyai bentukpercabangan yang hampir sama yaitudichotomous dan trichotomous, bentuksegmen yang silindris dan garispermukaan utrikel yang hampir samayaitu heksagonal dan polygonal (Nontji,1987).
2.2 Halimeda Tuna
Halimeda terdiri dari 18 jenis, marga alga ini berkapur menjadi salah satu penyumbang kapur air laut. Halimeda tuna terdiri atas rantai cabang dari potongan tipis berbentuk kipas. Potongan-potongan ini berkapur, masing-masing 2 cm tengahnya. Yang terbesar dihubungkan satu dengan yang lainnya oleh sendi-sendi tak berkapur. Mereka berada di bawah air surut rata-rata pada pasang surut bulan setengah, pada pantai berbatu dan paparan terumbu, tetapi potongan-potongannya dapat tersapu ke bagian atas pantai setelah terjadi badai (Anggadireja,2006).
Genus  Halimeda  dicirikan dengan  karakteristik  talus  coenocytic, genus  ini berkembang  baik  di terumbu karang  bersubstra  keras.  Talus Halimeda banyak  mengandung  kapur dan  membentuk  koloni-koloni  atau berkelompok  dan  mempunyai  alat perekat  berupa rhizoid dan bersegmen
(Barton  1928). Pada  umumnya Halimeda  mempunyai  bentuk percabangan  yang  hampir  sama  yaitu dichotomous  dan  trichotomous,  bentuk segmen  yang  silindris  dan  garis permukaan  utrikel  yang  hampir  sama yaitu heksagonal dan polygonal.
Klasifikasi dari Halimeda tuna adalah  (anonim,2013) :
Divisi : Chloropohyta
            Kelas : Chlorophyceae
                        Bangsa : Caulerpales
                                    Suku : Udoteaceae
                                                Marga : Halimeda
                                                            Spesies : Halimeda tuna
Pada Halimeda tuna thalli bersegmen-segmen pertumbuhan meluas dan kompak, bentuk segment tipis discoid atau ginjang dengan bagian tepi segmen berlekuk-lekuk. Percabangan utama dichotomus atau trichotomus membentuk lengkungan kompak dalam lengkungan kompak dalam satu rumpun. Kebanyakan Halimeda jenis ini tumbuh tumbuh di air laut jernih dengan kedalaman lebih dari 1 m menempel pada substrat batu karang, pecahan karang. Keberadaannya di paparan terumbu karang di daerah reef slope di seluruh perairan pantai Indonesia. Potensi dari Halimeda tuna sebagai sumber karbonat di laut, belum dimanfaatkan. (Karmana,1987).

2.3 Boergesenia forbesii
Boergesenia forbesii (Harvey) FeldTalus membentuk seperti balon, bentuk  talus  silindris, berdinding  tipis dan transparan, bagian dalamnya berisi cairan  dan  terlihat  mengkilap.  Memiliki warna  hijau  muda, holdfast  rhizoid. Habitatnya berada pada substrat batu.Gelembung-gelembung hijau terang yang biasa terlihat di pantai Southern kami, tumbuh di patahan karang dalam kelompok kecil yang tersebar.  Gelembung memanjang (3-4cm dan panjang sekitar 1 cm lebar) biasanya menempel pada permukaan yang keras. Gelembung kadang-kadang juga berbentuk buah pir. Hijau terang sampai hijau kekuningan, rumput laut yang halus dan mengkilap. Kulit tipis sehingga seluruh gelembung tembus. Kadang-kadang, 'kosong' kulit terlihat.
Menurut David (2011), Klasifikasi Boergesenia forbesii, yaitu :
Kingdom         Plantae
Phylum                 Chlorophyta
Class                       Ulvophyceae
Order                           Siphonocladales
Family                            Siphonocladaceae
Genus                                  Boergesenia
Spesies                                   Boergesenia forbessii
Menurut AlgaeBase, ada 2 spesies saat ini: Boergesenia forbesii dan Boergesenia magna.  Kadang-kadang bingung dengan Green sosis laut rumput laut (Bornetella sp.) Yang lebih Club- ke silinder dalam bentuk dan buram, dan Beaded bantal rumput laut hijau (Valonia sp.) Yang memiliki gelembung mungil dikemas erat bersama-sama. Berikut lebih lanjut tentang cara untuk membedakan beberapa rumput laut hijau.





BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.   Waktu dan Tempat
KKL mata kuliah Botani Tumbuhan Tidak Berpembuluh (BTTB) dengan tema “MAKROALGA”ini, dilaksanakan pada hari sabtu-minggu, tanggal 11-12 Oktober 2014 yang bertempat di pantai Kondang Merak dan diikuti seluruh mahasiswa Biologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang angkatan 2014.
3.2.   Alat dan Bahan
3.2.1.      Alat
Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah:
1.      Pensil                    1 buah
2.      Penghapus            1 buah
3.      Penggaris              1 buah
4.      Kamera                 1 buah
5.      Papan                    1 buah
3.2.2.      Bahan
Bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah:
1.      Spesies makroalga divisi chlorophyta yang ditemukan di Pantai Kondang Merak

3.3.   Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan dalam Kuliah Kerja Lapangan (KKL) tentang alga sebagai berikut:
1. Dilakukan penelitian 1 pada sore hari
2. Diambil berbagai macam alga yang ditemukan untuk diamati ciri morfologinya
3. Dikumpulkan semua jenis dari alga kedalam masing-masing divisi
4. Dilakukan penelitian 2 pada pagi hari
5. Dikumpulkan masing-masing species alga dan di kelompokkan dalam masing-masing divisi
6. Di identifikasi semua alganya berdasarkan ciri morfologi sesuai literatur



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan
4.1.1  Halimeda tuna
Gambar Pengamatan
Gambar Literatur
http://i714.photobucket.com/albums/ww147/Mr_T_reefer/Halimedatuna.jpg
(Siska, 2013)

4.1.2  Boergesenia forbesii
Gambar Pengamatan
Gambar Literatur
File:Boergesenia forbesii 01.jpg
(Ratna, 2013)

4.2 Pembahasan
            Kuliah Kerja Lapangan Taksonomi Tumbuhan Rendah ini di laksanakan pada tanggal 11-12 Oktober 2014 di Pantai Kondang Merak Kabupaten Malang. Penelitian pertama dilakukan pada pukul 16.00 ketika pasang surut. Ukuran plot penelitian adalah 150 m sepanjang garis pantai dan 50 m zona surut. Penelitian kedua dilakukan di tepi pantai pada jam 06.00 pagi hari saat pasang surut. Penelitian kedua dilakukan untuk mengidentifikasi makroalga berdasarkan ciri morfologinya dengan menngunakan perbandingan literatur dan memperbaiki kekurangan disaat praktikum yang pertama. Gambar spesies Halimeda tuna di ambil dengan menggunakan perbandingan panjang penggaris.
            Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, alga yang kami identifikasi merupakan spesies Halimeda tuna dengan deskripsi sebagai berikut:
Ciri-ciri :
·         Bentuk blade menyerupai kipas yang bersegmen. Bentuk kipas setengah lingkaran dengan sedikit gelombang di sekeliling tepi segmennya
·         Tekstur kaku dan berkapur. Kapur pada permukaan blade menyebabkan warna talus hijau keputihan.
·         Berkoloni
·         Kelengkapan tubuh berupa holdfast dan blade, stipe tidak dapat dibedakan dengan blade
.     panjang thalus 5,7 cm dan lebarnya 4,2 cm
·         Talus berwarna hijau
·         Melekat pada substrat bebatuan

Adapun klasifikasi dari Halimeda tuna adalah (Anonim,2013)
Divisi : Chloropohyta
            Kelas : Chlorophyceae
                        Bangsa : Caulerpales
                                    Suku : Udoteaceae
                                                Marga : Halimeda
Spesies : Halimeda tuna
Menurut  Nontji (1987) genus Halimeda dicirikan dengan karakteristik talus coenocytic, genus ini berkembang baik di terumbu karang bersubstra keras. Talus Halimeda banyak mengandung kapur dan membentuk koloni-koloni atau berkelompok dan mempunyai alat perekat berupa rhizoid dan bersegmen. Pada umumnya Halimeda mempunyai bentuk percabangan yang hampir sama yaitu dichotomous dan trichotomous, bentuk segmen yang silindris dan garis permukaan utrikel yang hampir sama yaitu heksagonal dan polygonal.
Anggadireja (2006) menyatakan bahwa Halimeda terdiri dari 18 jenis, marga alga ini berkapur menjadi salah satu penyumbang kapur air laut. Halimeda tuna terdiri atas rantai cabang dari potongan tipis berbentuk kipas. Potongan-potongan ini berkapur, masing-masing 2 cm tengahnya. Yang terbesar dihubungkan satu dengan yang lainnya oleh sendi-sendi tak berkapur. Mereka berada di bawah air surut rata-rata pada pasang surut bulan setengah, pada pantai berbatu dan paparan terumbu, tetapi potongan-potongannya dapat tersapu ke bagian atas pantai setelah terjadi badai.
Pada Halimeda tuna thalli bersegmen-segmen pertumbuhan meluas dan kompak, bentuk segment tipis discoid atau ginjang dengan bagian tepi segmen berlekuk-lekuk. Percabangan utama dichotomus atau trichotomus membentuk lengkungan kompak dalam lengkungan kompak dalam satu rumpun. Kebanyakan Halimeda jenis ini tumbuh tumbuh di air laut jernih dengan kedalaman lebih dari 1 m menempel pada substrat batu karang, pecahan karang. Keberadaannya di paparan terumbu karang di daerah reef slope di seluruh perairan pantai Indonesia. Potensi dari Halimeda tuna sebagai sumber karbonat di laut, belum dimanfaatkan. (Karmana,1987).

4.2Boergesenia forbesii
Klasifikasi Boergesenia forbesii, yaitu :
Kingdom         Plantae
Phylum                 Chlorophyta
Class                       Ulvophyceae
Order                           Siphonocladales
Family                            Siphonocladaceae
Genus                                  Boergesenia
Spesies                                   Boergesenia forbessii

Menurut Su-Fang HuangThalli hijau, terdiri dari satu ke banyak bercabang, memanjang, vesikel pyriform membentuk kelompok roset seperti Incurved. SiphonousSel 2-8 mm diameter di ujung distal, 1-5 cm. Penyempitan annular menonjol di ujung basal meruncing vesikel. Orientasi apikaldipertahankan sepanjang pengembangan. Rhizoid berkembang dengan baik dari mana uprights baru bisa muncul. Pembelahan sel dengan dimodifikasi segregatifdivisi di sumbu utama; oleh invaginasi sentripetal di rhizoid. Sel multinukleat, dengan banyak kloroplas discoid masing-masing 7 dengan satu pyrenoid.
Hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa Thallus berbentuk seperti balon yang mirip gada melengkung dan bagian pangkalnya sangat mengecil tempat melekatkan diri, warna hijau transparan, berdinding tipis dan bagian dalamnya berisi cairan. Tinggi kurang dari 3 cm sedang lebarnya 1,2 cm, dan berwarna hijau muda. Dari identifikasi ciri-ciri tersebut dapat diketahui bahwa spesies alga inin merupakan dari divisi Chlorophyta dengan nama spesies Boergesenia forbesii. Tampubolon (2013) menyatakan bahwa talus membentuk seperti balon, bentuk talus  silindris,  berdinding  tipis dan transparan, bagian dalamnya berisi cairan  dan  terlihat  mengkilap.  Memiliki warna  hijau  muda,  holdfast  rhizoid. Habitatnya berada pada substrat batu.
            Boergesenia forbesii ini mempunyai bagian talus yang berbentuk seperti silidris yang di dalamnya dipenuhi oleh cairan berwarna hijau. Talus dapat berwarna hijau karena menmpunyai klorofil a dan b serta karotenoid yang spesifik.
             Menurut Pelczar (2008) menjelaskan bahwa sel-sel ganggang hijau dikelilingi oleh dinding sel, sehingga memiliki bentuk yang tetap. Mempunyai kloroplas yang bentuknya bermacam-macam : spiral, mangkuk, lembaran, bola, dan bintang. Jenis klorofil terkandung : a, b, karoten, xantofil. Di dekat kloroplas terdapat pirenoid bentuk bulat dan berwarna terang, berupa rongga yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan berupa amilum.
Reproduksi pada alga hijau yaitu secara vegetative dan secara generative. Secara vegetative dilakukan dengan pembelahan biner oleh alga bersel satu, ) fragmentasi oleh ganggang berbentuk benang atau ganggang berkoloni, dan pembentukan zoospora (spora kembara) yaitu spora yang dapat berenang, menggunakan flagella. Sedangkan secar generative dilakukan dengan konjugasi. Alga ada yang menghasilkan gamet jantan (spermatozoid) dan gamet betina yang disebut ovum. Pertemuan keduanya menghasilkan alga baru. Contoh Chlorophyta.







BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
            Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas adalah sebagai berikut:
1.      Ciri-ciri morfologi Halimeda tuna adalah:
·         Organisasi thalus: Multiseluler,
Morfologi: bentuk blade menyerupai kipas yang bersegmen, bentuk kipas setengah lingkaran dengan sedikit gelombang di sekeliling tepi segmennya, tekstur kaku dan berkapur. kapur pada permukaan blade menyebabkan warna talus hijau keputihan,  berkoloni, kelengkapan tubuh berupa holdfast dan blade, stipe tidak dapat dibedakan dengan blade, talus berwarna hijau dan  melekat pada substrat bebatuan
2.      Ciri-ciri Boergesenia forbesii adalah:
·         Organisasi Thallus: Multiseluler
·         Morfologi: Berbentuk seperti balon yang mirip gada melengkung dan bagian pangkalnya sangat mengecil tempat melekatkan diri, warna hijau transparan, berdinding tipis dan bagian dalamnya berisi cairan. Tinggi kurang dari 3 cm sedang lebarnya 1,2 cm, dan berwarna hijau muda. Habitatnya berada pada substrat batu.
·         Reproduksi pada alga hijau yaitu secara vegetative dan secara generative. Secara vegetative dilakukan dengan pembelahan biner oleh alga bersel satu, fragmentasi oleh ganggang berbentuk benang atau ganggang berkoloni, dan pembentukan zoospora (spora kembara) yaitu spora yang dapat berenang, menggunakan flagella. Sedangkan secar generative dilakukan dengan konjugasi. Alga ada yang menghasilkan gamet jantan (spermatozoid) dan gamet betina yang disebut ovum. Pertemuan keduanya menghasilkan alga baru. Contoh Chlorophyta.
5.2              Saran
Diharapkan untuk KKL ke depannya tidak hanya untuk mengidentifikasi suatu spesies alga tetapi diharapkan juga diadakannya konservasi terhadap lingkungan.


DAFTAR PUSTAKA

Anggadireja, dkk. 2006. Rumput Laut. Jakarta : Penebar swadaya

Bandeira-Pedrosa M.R.E., S.M.B.Pereira, & E.C. Oliveira dalam Subagiyo. 2009. Uji Pemanfaatan Rumput Laut Halimeda sp. Sebagai Sumber Makanan Fungsional untuk Memodulasi Sistem Pertahanan Non Spesifik pada Udang Putih (Litopenaeus vannamei). Ilmu Kelautan.Vol. 14 No. 3. Hal 142 -149

Handayani, Tri. 2006. Protein pada Rumput Laut. Jurnal Oseana. Volume XXXI, Nomor 4, Hal: 23 – 30.

Indah, Najmi. 2009. Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah. Jember : PGRI Jember

Karmana. 1987. Biologi . Bandung: Ganeca Exact.

Mtolera & Semesi dalam Subagiyo. 2009. Uji Pemanfaatan Rumput Laut Halimeda sp. Sebagai Sumber Makanan Fungsional untuk Memodulasi Sistem Pertahanan Non Spesifik pada Udang Putih (Litopenaeus vannamei). Ilmu Kelautan. Vol. 14 No. 3. Hal 142 -149
Nontji A. 1987. Laut Indonesia. Jakarta : Djambatan.

Yoshie,et al dalam Subagiyo. 2009. Uji Pemanfaatan Rumput Laut Halimeda sp. Sebagai Sumber Makanan Fungsional untuk Memodulasi Sistem Pertahanan Non Spesifik pada Udang Putih (Litopenaeus vannamei). Ilmu Kelautan. Vol. 14 No. 3. Hal 142 -149






No comments:

Post a Comment

MAKALAH BIOKIMIA ANABOLISME PROTEIN

MAKALAH BIOKIMIA ANABOLISME PROTEIN Dosen Pengampu: Ria Ramadani DA, S.Kep. Disusun Oleh: Terry Angria Putri Perdana     ...